Anggrek Tikus

Anggrek buntut tikus (Paraphalaenopsis laycockii) merupakan salah satu anggrek di Indonesia yang tergolong langka atau mulai jarang ditemukan di habitat aslinya. Tumbuhan ini berbatang pendek, dengan panjang hanya 5 cm, dan berdaun sedikit. Bentuk daun menyerupai galah satu alur dengan panjang bisa mencapai 1 meter dan berdiameter 1 cm. 

Bunganya tergolong pendek, jarang mencapai 15 cm. Warna bunganya tergolong cantik yakni keunguan dengan bibir bunga berwarna kuning kemerahan. Daun kelopak bagian dorsal berbentuk lanset menjorok, ujung lancip dengan panjang mencapai 4 cm dan lebar sekitar 1,5 cm. Daun kelopak samping berbentuk bulat telur dengan ujung lancip yang bisa mencapai panjang 4,5 cm dan lebar 1,7 cm. Sedangkan daun mahkota berbentuk pasak dengan panjang 4 cm dan lebar 1,4 cm. Bibir bunga bercuping tiga, sementara tugu bunga berwarna putih dengan panjang mencapai 1 cm. Bakal buah berbentuk silinder dengan panjang 6 cm. Anggrek buntut tikus mekar hampir serentak dan tahan selama 12-14 hari.

Anggrek buntut tikus biasa tumbuh di tepi sungai maupun di daerah pegunungan. Sejumlah pengamat mengatakan bunga ini hanya terdapat di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, tapi pengamat lain menyebut jenis anggrek ini juga terdapat di Kalimantan Timur. Dan pada tahun 1970 ditemukan di daerah produksi kayu di Kalimantan Timur. Menurut data Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), koleksi anggrek buntut tikus milik Kebun Raya Bogor selama ini dikirim dari Kalimantan Barat. Tanaman ini berpotensi dikembangkan dalam persilangan sebagai bunga potong. Persilangan yang pernah dibuat antara lain dengan Paraphalaenopsis denevei, Paraphalaenopsis serpentilingua, Phalaenopsis grandiflora dan Luisia teretifolia. Karena tanaman ini tergolong langka, ada baiknya Anda mencoba melestarikannya. Caranya, lewat penyemaian biji pada media buatan yang bebas dari mikroorganisme.

Related Posts by Categories

No comments:

Post a Comment